KONSEP PENDIDIKAN IDEAL DALAM ISLAM “
( DALAM PANDANGAN LUQMAN AL- HAKIM : Q.S. Luqman : 13-19 )
Oleh : Choirul Anam, S.Pd.I. GPAI SDN Kebonagung Ujungpangkah Gresik
Sejarah Luqman Al- Hakim
Luqman Al-Hakim, Luqman Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur'an dalam surah Luqman [31]:12-19 yang terkenal karena nasihat-nasihatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. Sedangkan asal usul Luqman, sejumlah ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat ia berasal dari Sudan. Ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim pada zaman nabi Daud As.
Dikisiahkan dalam sebuah riwayat, bahwa pada suatu hari Luqman al-Hakim telah memasuki pasar dengan menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya mengikutinya dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, orang-orang berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang-orang tersebut maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat keduanya, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."
Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun naik ke punggung himar itu bersama anaknya. Kemudian orang-orang berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, mereka sungguh menyiksakan himar itu." Karena ia tidak suka mendengar percakapan orang, Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, dan himar itu tidak dikendarai." Dalam perjalanan pulang, Luqman Al-Hakim menasihati anaknya mengenai sikap manusia dan ucapan-ucapan mereka. Ia berkata, "Sesungguhnya tidak ada seseorang pun yang lepas dari ucapannya. Maka orang yang berakal tidak akan mengambil pertimbangan kecuali kepada Allah saja. Siapa pun yang mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya."
Kemudian Luqman Al-Hakim berpesan kepada anaknya, "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal agar kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tidak ada satu pun orang fakir itu kecuali mereka mengalami tiga perkara, yaitu tipis keimanan terhadap agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu), dan hilang kepribadiannya. Lebih celaka lagi, orang-orang yang suka merendahkan orang lain dan menganggap ringan urusan orang lain." (Dikutip dari: https//id.wiki pedia.org/wiki/luqman al-hakim. Akses tanggal 03 oktober 2015 ).
Pendidikan Anak Menurut Luqman Al- Hakim
Penanaman Pendidikan Aqidah ; 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (١٣)
Artinya : dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya, diwaktu ia memberi pelajaran padanya: “ hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.
Dalam ayat ini Lukman berpesan kepada anaknya agar jangan sekali- kali melakukan perbuatan syirik (menyekutukan Allah), sebab syirik adalah dosa besar yang tidak diampuni Allah (lihat Q.S. An-nisa’: 116). Pesan pertama yang ditekankan Luqman kepada anaknya.
Dalam pandangan Islam masalah aqidah adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dalam kontek kemanusiaan kita masih diperbolehkan untuk saling membantu dan bekerjasama. Akan tetapi tidak dalam kontek aqidah sebagaimana ditegaskan Allah dalam Q.S. Al-Kafirun: 6 yang artinya ” Bagimu agamamu dan bagiku agamaku “. Jelas sebuah penegasan yang diberikan Allah bahwa manusia diperintahkan Allah beribadah dan meminta pertolongan hanya kepada Allah.
Keimanan kepada Allah adalah kunci kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat, tanpa adanya keimanan tidak ada artinya kehidupan ini. Kehidupan tidak hanya di dunia ini saja, bagi orang islam kebahagiaan akhirat adalah segala- galanya. Meskipun demikian kita tidak bisa meninggalkan begitu saja kehidupan dunia ini, sebab dunia adalah “ladang akhirat” tempat menanam amal kebajikan untuk bisa dipetik di akhirat nanti. Carilah kehidupan dan kebahagiaan didunia, akan tetapi jangan sampai mengorbankan kebahagiaan yang kekal abadi (Akhirat).
Inilah yang menjadikan pentinnya orang tua menanamkan nilai-nilai tauhid sejak dini kepada anak dalam arti penguatan pendidikan Agama sebelum anak mengenal pengetahuan lain. Penguatan pendidikan Agama diharapkan mampu menjadi “prisai” anak dalam mengarungi bahtera kehidupan di dunia.
Pendidikan Birrul Walidain / berbakti terhadap kedua orang tua ; 14-15
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu (14). Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (15).
Pesan ke dua Luqman kepada anaknya adalah untuk berbuat baik dan bersyukur kepada kedua orang tua terutama jika mereka sudah lanjut usia. Anak berkewajiban untuk tetap berbuat baik terhadap orang tua dan menghormatinya meskipun mereka kafir atau berbeda keyakinan. Orang tua adalah washilah terhadap lahirnya anak kedunia. Dalam Al-Qur’an banyak kita temukan ayat yang menyatakan bahwa kewajiban bersyukur kepada Allah selalu diikuti dengan kewajiban bersyukur kepada kedua orang tua. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya “ Ridlo Allah bergantung pada ridlo kedua orang tua dan murka Allah bergantung kepada murka kedua orang tua “. Dalam hadist lain nabi Muhammad SAW juga bersabda yang artinya “ Surga di bawah telapak kaki ibu “.
Begitu hebat perjuangan orang tua dalam membesarkan anaknya, terutama seorang ibu yang mengandung selama sembilan bulan tanpa rasa lelah. Begitu juga seorang ayah yang tak henti-hentinya bekerja siang bahkan malam dalam rangka bisa memenuhi dan menghidupi keluarganya. Bersyukur dan berbakti kepada orang tua adalah wujud bersyukur kepada Allah.
Menjadi kewajiban setiap orang tua mengemban amanat Allah yang dititipkan kepadanya untuk dibesarkan menjadi generasi yang berguna dan melanjutkan perjuangan orang tua. Karenanya pola pendidikan yang benar akan menentukan karakter anak dimasa mendatang.
Hati-hati dalam Berbuat ; 16
يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الأرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ (١٦)
Artinya : (Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Mahateliti.
Dalam ayat ke 16, Luqman berpesan kepada anaknya agar berhati- hati dalam berbuat sebab sekecil apapun perbuatan itu Allah pasti melihat dan membalasnya. Sebuah pesan yang luar biasa sebagai pelajaran bagi setiap orang tua. Apabila ini bisa melekat kuat terhadap anak akan berdampak luar biasa dalam kehidupannya. Sebuah keyakinan bahwa tak ada satupun kehidupan di dunia ini yang lepas dari penglihatan Allah akan akan membentuh generasi yang muttaqin. Generasi yang akan selalu berupaya menjalankan segala perintah dan menjahui larangan-Nya. Ilmu yang diperolenya akan dipergunakan kepada jalan kemaslahatan dan tidak menyalahgunakannya kepada hal-hal yang dimurkai Allah.
Keyakinan akan segala sesuatu pasti terdapat balasan diharapakan akan mendidik anak bahwa kehidupan di dunia ini bukan segala-galanya. Masih ada harapan kehidupan lagi yang lebih berharga ( kehidupan akhirat ).
Mendirikan Sholat, Menjauhi Kemungkaran dan Bersabar ; 17
يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)ِ
Artinya : . Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang ma’ruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Pesan selanjutnya luqman kepada anaknya agar mendirikan sholat, menjauhi kemungkaran dan bersabar. Setelah penanaman aqidah luqman menamkan kepada anaknya agar menjalankan kewajibannya sebagai Abdullah dengan senantiasa beribadah dan menjauhi larangan-Nya.
Sholat adalah sarana komunikasi manusia dengan tuhannya dan wujud kepasrahan mahluq terhadap sang Kholiq. Beribadah adalah kewajiban dan kebutuhan manusia itu sendiri. Sebab tujuan penciptaan manusia di dunia tidak ada lain hanyalah untuk beribadah kepada-Nya.
Selain beribadah luqman berpesan kepada anknya untuk senantiasa bersabar atas segala ujian yang diberikan. Tidak ada satupun manusia yang lepas dari ujian Allah, namun ujian tersebut tidak lebih dari menguji sejauh manusia tersebut bersabar dan tetap dalam keimanan. Setiap ujian pasti ada hikmah yang terkandung didalamnya manakala manusia tersebut mampu dan sadar bahwa Allah pasti akan memberikan jalan keluar terhadap segala persoalan manusia.
Larangan Berbuat Sombong ; 18-19
وَلا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلا تَمْشِ فِي الأرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (١٨)وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الأصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ (١٩).
Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri (18). Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai (19).
Pesan terakhir luqman kepada anaknya, jangan berbuat sombong. Sombong adalah sifat yang sangat dibenci Allah. Yang berhaq sombong hanyalah Allah, manusia adalah mahluq yang lemah sehingga tidak pantas untuk menyombongkan diri.
Sebuah pesan yang luar biasa, yang menjadi inspirasi bagi para orang tua untuk menjadikan anak yang disamping cerdas secara intelektual tapi yang tidak kalah penting membentuk generasi yang berahlaqul karimah. Anak yang bisa berjiwa santun dan menghormati sesama. Sebuah kesadaran bahwa ilmu, harta, jabatan semuanya adalah anugrah yang diberikan Allah kepada manusia, bukan semata-mata atas jerih payah manusia itu sendiri. Sebab tanpa kesadaran tersebut manusia beranggapan bahwa apa yang diperoleh murni atas jerih payahnya sendiri dari sinilah kesombongan itu muncul. Harta, ilmu dan jabatan yang dimiliki menjadikan manusia meremahkan manusia lain.
Kesimpulan
Pendidikan pertama, yang harus ditanamkan kepada anak adalah pendidikan Aqidah. Penguatan nilai-nilai keimanan kepada Allah. Menjaga anak agar selalu meng esakan-Nya dan melarang berbuat syirik, sebab syirik adalah dosa besar dan tidak diampuni Allah.
Pendidikan kedua, mengenalkan anak kepada syariat agama akan kewajiban manusia sebagai hamba Allah, beramal sholih dengan menjalankan segala yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang (menjadi manusia Muttaqin). Kemudian mengajarkan kepada anak untuk bersyukur kepada kedua orang tua ( birrul walidain), sebagai perwujudan syukur kepada Allah, sebab kunci ridlo Allah ada pada ridlo kedua orang tua.
Pendidikan ketiga, adalah penanaman Akhlaqul Karimah kepada anak. Berbuat baik dengan sesama, rendah hati, saling menghormati dan menghindari sifat sombong. Sombong adalah sifat yang sangat dibenci oleh Allah, karena hanya Allah Dzat yang berhak sombong. Sifat sombong mengakibatkan iblis diusir Allah dari surga. Disamping Tentunya orang tua juga tidak meninggalkan bekal pendidikan lainnya. Wallahu A’lam.
Bapak Ibu guru ditengah masa pandemi ini kita dituntut untuk membelajarkan daring dengan cara kreatif agar anak didik tetap semangat belajar dan terhindar dari kejenuhan. Salah satu alternatif yang bisa kita pakek bisa dengan mengunakan website: live worksheet. Dimana webisite ini dapat sedikit membantu kita dalam proses pembelajaran dikarenakan bisa mengubah teks offline menjadi online. Contoh media worksheet. https://www.liveworksheets.com/c?a=s&t=01rmfub4t8&mn=xz&is=y&ia=y&l=hi&i=uuzzsds&r=of Semoga bermanfaat.
Comments
Post a Comment